Episode yang lalu:
[…“Bangun tukang molor”, guru itu membangunkan Danar sambil menyentuh tangannya dibantu air sedingin es | “An**** apain neh”, Danar menunjukkan betapa gaulnya dia dengan kosa kata yang biasa dipakai di terminal Leuwi Panjang | “Eits, push up satu seri, cepat” | “Aya naon iye?”, Danar menjawab dengan pipi kanannya yang masih merah karena mengukur meja. “Sory Pak, saya ga sengaja”, Danar pun memompa bumi sepuluh kali….]
Selengkapnya di sini
__________________________________
“Klo emang dah kelar, dikumpulin atuh, jgn molor di kelas. Udah seger sekarang kan?”. “Belum slesai keles, sory pak. Aduh mulut gw. Abdi nggeus nyerah pak, tanding basket wae lah”, Danar makin salah tingkah dengan jawabannya barusan. Tidur itu bisa menjadi solusi sementara ketika persoalan menghimpit bertubi-tubi tapi hanya sementara, persoalan akan langsung menyergap otak kita seperti anjing kelaparan ketika pak guru membangunkanmu. “Salah satu nikmat penghuni Kampus Biru ini yaitu dimudahkannya tidur di dalam kelas, apalagi gw adalah Kapten Tim Basket yang super sibuk”, pikiran Danar pun mulai melayang ke Lapangan Basket. Dengan tinggi 178 centimeter, berat badan 75 kilogram, perut six pack, wajah tirus mulus sampai lalat pun terpeleset karena mencoba mendarat, tak salah Danar terpilih sebagai Jajaka Angkatan 3 tahun kemarin. Budaya hedonis telah merasuk bahkan ke dalam Kampus yang damai dan menentramkan ini.
Lanjutkan membaca “STANDAR GANDA: Ini Ujian Matematika Kan? (Episode 2)” →